Kayaknya, tidak akan lengkap memulai hari ini tanpa nyeruput apa
yang namanya kopi. Kopi bukan lagi sebagai minuman penghilang rasa kantuk,
namun sudah menjelma menjadi sebuah gaya hidup. Di mana-mana mulai menjamur
kedai-kedai kopi ternama. Selain itu, produksi kopi mulai dijual dengan sachet
yang sangat praktis. Tinggal dituang oleh air panas, maka jadilah minuman yang
suedep untuk memulai hari.
Nongkrong di kedai kopi telah merubah pola pikir generasi muda
saat ini, sebuah gaya hidup baru, sekedar memesan secangkir kopi atau minuman
lain dan beberapa suguhan makanan kecil yang menjadikan siapa saja para
pengunjung betah berlama-lama di sana. Terlebih lagi perjumpaan dengan seorang
kawan atau kolega untuk membahas perihal apapun; politik, olah raga,
percintaan, pendidikan, filsafat, seni hingga teori keTuhanan dan sedikit
hal-hal nakal berbumbu lawan jenis. Dan sebagian pula mengajak kekasih atau
pujaan hati menikmati kopi dan seakan-akan menciptakan aura romantisme di ruang
pribadi.
Di kota cirebon, yaitu kota dimana saya dilahirkan
dan, telah muncul dan menjamur kedai-kedai kopi di tiap sudut strategis dimana
anak-anak muda, tua, dan dari berbagai kalangan membaur dan berkumpul di sini.
Tiap-tiap kedai ini menyajikan berbagai keunggulan racikan kopinya. Ada yang
bercita rasa sesuai daerah asal seperti Gresik, Tulungagung, Bali, Aceh,
Kalimantan, Irian, dan beberapa kota di belahan nusantara dan Kota cirebon
sendiri tentunya.
Di Amerika Serikat sendiri, budaya ‘ngopi’ sudah
dimulai sejak tahun 1971 ketika kedai kopi Starbucks untuk pertama kalinya
dibuka di Pike Place, Seattle. Pada awalnya hanya kaum pria yang berkumpul
seusai jam kerja untuk melepaskan penat sejenak. Dan kemudian budaya ini
menyebar hingga Eropa, juga tidak lagi didominasi oleh kaum pria dan wanita
namun sampai pada kalangan anak muda.Hingga saat ini kopi tak hanya dikemas di
warung dan kedai kecil tapi juga dalam nuansa café dan restaurant untuk lebih
menonjolkan sebuah status dalam sosialisasi masyarakat.
Di cirebon sendiri telah muncul berbagai racikan
yang khas, dan telah memiliki pangsa pasar tersendiri di berbagai kalangan dan
mampu mengatasi perbedaan indera kuliner ‘pecandu-nya’, bahkan tak jarang para
ekspatriat datang kesini untuk menikmati menu kopi racikan tradisional dan asli
dalam negri. Ini menyiratkan sebuah fenomena bahwa ‘ngopi’ telah menjadi
identitas baru masyarakat di kota ini yang telah mengalami modernitas perilaku,
pergerakan hidup yang cepat dan dijadikan pula sebagai media wacana dan
‘pencarian ilmu pengetahuan.
LUCKY FIRDAUS PUTRA (102050186)
X LIFESTYLE X
X LIFESTYLE X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar